Sabtu, 13 April 2013

Artikel menghitung PPh 21 THR




3 Langkah Mudah Menghitung PPh 21 THR
 
Oleh : Muhammad Nuriyanto 
artikel ini pernah dimuat di majalah internal perusahaan di 2012 sehingga PTKPnya belum diubah =))

Ketika artikel ini sedang anda baca, mungkin beberapa minggu lagi hari raya Idul Fitri akan tiba. Bicara tentang Hari Raya Idul Fitri tidak akan lepas dari beberapa hal yang tentunya berkaitan dengan kompensasi kita sebagai pegawai atau karyawan. Ya benar salah satunya adalah Tunjangan Hari Raya (THR)  yang akan kita bahas pada artikel ini.

Tunjangan Hari Raya merupakan penghasilan yang diterima oleh karyawan atau pegawai dalam rangka mempersiapkan / memenuhi kebutuhannya menjelang hari raya, berkaitan dengan hal tersebut THR merupakan pendapatan yang diterima oleh pegawai atau karyawan dan oleh karena hal tersebut juga THR merupakan objek pajak yang harus dikurangi atau dipotong dengan pajak penghasilan sebelum dibayarkan kepada karyawan.

Dari sini mulailah timbul pertanyaan : ”Berapa sih pajak yang harus dipotong dari THR saya ? ” Berapa tarif pajak atas THR ?” atau ”Jika THR saya prorate berapa potongan pajak yang sesuai ?”

Sebelum kita mulai berhitung, ada baiknya saya sampaikan mengenai dasar hukum pemotongan THR melalui Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER – 31/PJ/2009 tentang ”Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi”.

Dalam buku pedoman tersebut THR dikelompokkan sebagai penghasilan tidak teratur, dimana pengertian tidak teratur disini adalah tidak diberikan setiap bulan dimana selain THR yang termasuk penghasilan tidak teratur adalah Bonus, Jasa Produksi, Gratifikasi, Tantiem dan Penghasilan sejenis lainnya yang  sifatnya tidak tetap dan pada umumnya diberikan sekali dalam setahun.

Bagaimana cara / tekhnis perhitungan pemotongan PPh pasal 21 atas THR ini ? , berikut dikutip dari bab yang mengatur mengenai pemotongan ini :
Apabila kepada pegawai tetap diberikan jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, premi, tunjangan hari raya, dan penghasilan lain semacam itu yang sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali setahun, maka PPh Pasal 21 dihitung dan dipotong dengan cara sebagai berikut :
a.  Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan ditambah dengan penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.
b.  Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan tanpa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya
c.    selisih antara PPh Pasal 21 menurut penghitungan huruf a dan huruf b adalah PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.

Yang dimaksud pegawai tetap disini menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER – 31/PJ/2009 adalah ” pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.....serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja penuh (full time) dalam pekerjaan tersebut
Sedangkan yang dimaksud penghasilan teratur diatas adalah penghasilan yang rutin diterima setiap bulan seperti gaji, tunjangan, lembur dan sebagainya.
Dengan kata lain uraian diatas dapat disederhanakan sebagai berikut :

PPh pasal 21 THR = ((PPh pasal 21 Penghasilan Teratur & THR) – PPh pasal 21 Penghasilan Teratur tanpa THR)


Untuk lebih mempermudah pemahamannya berikut contoh soal 3 langkah mudah menghitung pajak penghasilan THR :

Ahmad Messi adalah seorang pegawai kontrak yang sudah bekerja sejak tahun 2009 dengan status lajang dan ber-npwp, ybs mempunyai pendapatan rutin setiap bulannya yaitu gaji pokok Rp 1.850.000,- dan tunjangan tetap Rp 504.000,- , selain gaji pokok dan tunjangan tetap ybs juga dikutsertakan dalam program jamsostek oleh perusahaan sebesar 6,24% dari gaji pokok dan tunjangan tetap. Pada periode Agustus 2012 Ahmad Messi menerima THR sebesar Rp 2.354.000,-. Berapa Pajak THRnya ?

Langkah 1 : Hitung PPh pasal 21 Penghasilan Teratur & THRnya :
Gaji Pokok                              =          Rp        1.850.000,-
Tunj Tetap                               =          Rp           504.000,-
JKK 0,54%                             =          Rp            12.712,- ( 0,54 % * (GP + Tunj  Tetap))
Sub Total                                 =          Rp        2.366.712,- (Pendapatan Teratur)
Disetahunkan                          =          Rp      28.400.539,- (Pendapatan Teratur x 12)
THR                                        =          Rp        2.354.000,-
Total Bruto                              =          Rp      30.754.539,- (A)
Pengurang Pajak
           
Biaya Jabatan 5%                    =          Rp       1.537.727,- (5% * Total Bruto)          

JHT 2%                                   =          Rp          564.960,- ((2% * (GP+ Tunj Tetap) X 12)

Total Pengurang                      =          Rp       2.102.687,- (B)

Penghasilan Netto Setahun     =          Total Bruto (A) – Total Pengurang (B)

                                                =          Rp      30.754.539 – 2.102.687

                                                =          Rp      28.651.852,- (C)

PKP                                         =          (C) – PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)
(Penghasilan Kena Pajak)       =          Rp    28.651.852 – 15.840.000,-
                                                =          Rp    12.811.852,-
                                                =          Rp    12.811.000,- (pembulatan)

                                   
Tarif Progresif Pasal 17       =

0  - 50 Juta                 ( 5%)    =          Rp       640.593,-   ( 5% * PKP )        
> 50 Juta  < 250 Juta (15%)    =          Rp                  0,-
> 250 Juta < 500 Juta (25%)   =          Rp                  0,-
> 500 Juta                  (30%)   =          Rp                  0,-

Pajak Pendapatan Teratur setahun + THR                       =  Rp   640.593,-  (D)            

Langkah 2 : Hitung PPh pasal 21 Penghasilan Teratur tanpa THR :
Gaji Pokok                              =          Rp        1.850.000,-
Tunj Tetap                               =          Rp           504.000,-
JKK 0,54%                             =          Rp            12.712,- ( 0,54 % * (GP + Tunj  Tetap))
Sub Total                                 =          Rp        2.366.712,- (Pendapatan Teratur)
Disetahunkan                          =          Rp      28.400.539,- (Pendapatan Teratur x 12)
Total Bruto                              =          Rp      28.400.539,- (A1)
Pengurang Pajak
           
Biaya Jabatan 5%                    =          Rp       1.420.027,- (5% * Total Bruto)          

JHT 2%                                   =          Rp          564.960,- (2% * (GP+ Tunj Tetap)

Total Pengurang                      =          Rp       1.984.987,- (B1)

Penghasilan Netto Setahun     =          Total Bruto (A1) – Total Pengurang (B1)

                                                =          Rp      28.400.539 – 1.984.987

                                                =          Rp      26.415.552,- (C1)



PKP                                         =          (C1) – PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)
(Penghasilan Kena Pajak)       =          Rp    26.415.552 – 15.840.000,-
                                                =          Rp    10.575.552,-
                                                =          Rp    10.575.000,- (pembulatan)

                                   
Tarif Progresif Pasal 17       =

0  - 50 Juta                 ( 5%)    =          Rp       528.778,-   ( 5% * PKP )        
> 50 Juta  < 250 Juta (15%)    =          Rp                  0,-
> 250 Juta < 500 Juta (25%)   =          Rp                  0,-
> 500 Juta                  (30%)   =          Rp                  0,-


Pajak Pendapatan Teratur setahun tanpa THR               =  Rp   528.778,-  (D1)          

Langkah 3 : Hitung pengurangan antara PPh pasal 21 teratur dengan THR & PPh pasal 21 tanpa THR

PPh pasal 21 THR                                                                = ( D ) – ( D1)
                                                                                                =  Rp   640.593 – 528.778                                                                                                      =  Rp   111.815,-

THR yang diterima oleh Ahmad Messi                               = Rp 2.354.000 – 111.815
                                                                                                = Rp 2.242.185,-


Jika Ahmad Messi tidak / belum mempunyai No NPWP ketika dilakukan perhitungan dan pembayaran THR, maka dikenakan denda sebesar 20% lebih tinggi dari pajak yang seharusnya di potong.

Selamat berhitung pajak penghasilan THR anda... ^-^  !!

” Tapi kok berbeda ya hasil pajak THRnya setelah saya hitung dengan pendapatan teratur yang saya dapat selama setahun ? ”

Untuk dapat sama – sama kita ketahui, berikut ini adalah  faktor – faktor yang mungkin menjadi penyebab perhitungan pajak menjadi berbeda :

  1. Status pernikahan pegawai
  2. Jenis kelamin
  3. Kepemilikan NPWP
  4. Kepesertaan Jamsostek
  5. Faktor pengali JKK 0,54% & JHT 2%; ada sebagian perusahaan yang memberlakukan perhitungan Jamsostek hanya dari Gaji Pokok + Tunj Tetap atau ada pula yang memberlakukan hanya dari Gaji Pokok saja
  6. Jika anda diikutsertakan dalam program perlindungan asuransi kesehatan oleh perusahaan, premi asuransi yang dibayarkan oleh perusahaan kepada perusahaan asuransi termasuk objek pajak sehingga anda harus memasukkannya kedalam komponen pendapatan anda.





11 komentar:

  1. numpang tenar gan, kalo cuma ngitung 1 ato 2 karyawan mungkin ok ok aja, gmn kalo ratusan karywan, ato justru ada 2 kali THR? blm lagi kalo ada Bonus? ato Rapel, coba gan software payroll kita yg otomatis hitung pajak hanya tinggal sekali klik

    BalasHapus
  2. Betul gan.. kalau pakai software akan lebih mudah .. apalagi pakai krishand (lokal punya) saya pernah beli di gramedia tuh buat belajar...

    Anyway thanx sudah mampir agan .. =)

    BalasHapus
  3. Saya mau tanya untuk yang perhitungan jam kerja. Ada 173 jam dalam satu bulan, apabila pakai 8 jam kerja perhari maka rumusnya (173/8 = 21.625) apabila dibulatkan menjadi 21 atau 22 hari kerja?

    thanks sebelumnya

    BalasHapus
  4. Dear Sis,

    Perihal pembulatan, ini tergantung sekali dengan kebijakan diinternal yang digunakan untuk kemudahan dalam hal perhitungan yang ujung - ujungnya ke pembayaran

    Kalau dari contoh diatas (karena lebih dari 21.5) saya lebih suka dibulatkan ke atas menjadi 22 hk

    Sekali lagi ini hanya pendapat saya, mungkin akan berbeda cara dan pandangan tergantung tools atau system yang digunakan dalam perhitungan di tempat sis annisa

    Thank u dah mampir

    BalasHapus
  5. Mengapa stlh digunakan rumusnya pajak trhadap thr saya lbh besar dr pajak gji monthly lebih 2x lipatnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk perhitungan PPh THR, perhitungan nya berbeda dengan gaji bulanan karena sifat THR tidak disetahunkan dan perhitungan PPh nya langsung menghitung nominal THR itu sendiri.
      Kalau agan masih bingung dengan perhitungan PPh THR, coba pakai Krishand Payroll. Jangan lupa mampir ke http://www.krishandsoftware.com/ . Terima kasih :)

      Hapus
  6. jika gaji berubah karna ada bonus marketing atau yang lainnya bagaimana bos

    BalasHapus
  7. cara perhitungan THR bagi karyawan yang bekerja masih kurang dari setahun bagaimana ya?

    Terimakasih.

    BalasHapus
  8. Maaf baru respon Bro Awang,

    Masa kerja (bulan) dibagi 12 bulan kemudian dikali upah (gaji pokok + tunjangan tetap)

    Mohon maaf lahir dan batin sebelumynya

    BalasHapus
  9. Software Payroll Indonesia Gratis : https://payrollgratis.wordpress.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gratisnya dimana mas ? hebat loh kalau gratis,
      umumnya gratis untuk jumlah karyawan dibawah 10 =)

      Hapus